Jumat, 07 Mei 2010

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa ada dusta,
bila cita dan asa sama

Mengapa ada dengki,
jika satu tujuan yang kan kita gapai

Mengapa tercipta rahasia,
bila titian kita berpangkal tiada beda

Mengapa tersodorkan mufakat,
jika dari belakang tertancap opsi hianat

Mengapa harus bersembunyi,
bila kejujuran dijunjung tinggi

Mengapa sisakan diam,
jika di balik tirai bercerita muram

Mengapa terucap kata setuju,
bila terkubur kerja sama tuk maju

Mengapa bibir bungkam,
jika kemelut jiwa tiada tentram

Mengapa ada kebohongan,
bila ingin ketentraman

Mengapa dulu membenci,
jika dilakukan kini

Mengapa harus merendah,
bila hanya topeng belaka

Mengapa lagak khumul,
jika fiksi dari mulut selalu timbul

Mengapa ingin merendah,
bila bicara itu tiada reda

Mengapa salahkan orang lain,
jika tak berani ungkap kesalahan diri

Mengapa kau ingkar
Mengapa kau culas
Mengapa kau acuh
Mengapa kau ragu

Tak mau apa adanya
Tak biarkan nurani bicara
Tak cega kebohongan berkuasa
Tak hendak rasa angkuh kau binasa

Yang ada dalam benak hanya sedu sedan
Rintihan diri tiada nian
Hingga sesalku
akan yang kini bersemayam di hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar